Depok, 29 Oktober 2025 – UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali menunjukkan taringnya di kancah riset internasional. Dua Guru Besar serta seorang dosen muda berhasil lolos seleksi ketat dan mempresentasikan gagasan orisinal yang menggugah pemikiran dalam forum AICIS+ 2025. Keberhasilan ini semakin mempertegas reputasi akademik kampus dalam kajian Islam kontemporer.
Kontribusi paling menonjol datang dari Prof. Dr. H. Ilman Nafia, M.Ag., yang menawarkan paradigma baru “Integrated Sciences”—menolak konsep integrasi ilmu yang dianggap dikotomis. Prof. Ilman memperkenalkan model khas kampus: “Muhsin Sejati”, yang didefinisikan sebagai syntesis antara Iman, Etika, dan Inovasi.
- AICIS+ 2025: UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Kukuhkan Diri sebagai Kampus Digital, Dorong Ekosistem Pendidikan Islam Berkelas Dunia
- Pengelolaan Website Kampus Ramah Mesin Pencari: Kunci Menarik Mahasiswa Baru di Era Digital
- PUSTIKOM UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Dukung Pelatihan Sertifikasi Kompetensi Digital dengan Workshop eTA di Fakultas Syariah
“Muhsin Sejati adalah produk unggulan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon—cendekiawan Muslim yang mampu menjadi ulama sekaligus teknolog yang beradab. Konsep ini adalah jalan kita menuju otentisitas keilmuan Islam yang utuh dan tidak terpecah,” jelas Prof. Ilman.
Selain itu, dosen dari Fakultas Ushuluddin dan Adab, Gumilar Irfanullah, S.Sos.I., M.Ag., mempresentasikan risetnya mengenai Fatwa Ulama Penyelamat Negara dalam subtema Decolonizing Islamic Studies. Riset ini sangat relevan dengan upaya Indonesia untuk menegaskan kemandirian wacana keilmuan Islam dari dominasi Barat. Keberagaman topik ini mencerminkan keluasan kajian multidisipliner yang dikembangkan di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, selaras dengan semangat AICIS+ 2025.





